Harga tersebut sangat wajar mengingat kain yang ada di sini umumnya kain-kain bakas. Bekas yang dimaksud bukanlah bekas pakai atau bekas konveksi, meski pun tak jarang juga ditemukan kain-kain seperti ini. Namun, kebanyakan toko kain, umumnya toko-toko besar memperoleh kain sisa produksi dari pabrik. Kain sisa seperti ini biasanya adalah kain katun, combed, kardet, PE y
ang dikenal juga sebagai bahan kaos (T-Shirt). Atau kain-kain sweater seperti polar, emen (terry) dan pliss, kain untuk jaket seperti parasit, balon dan sebagainya. Di samping kain bekas produksi dan bekas konveksi, pengusaha kain di lokasi sentra kain Cigondewah ini pun memperoleh kain dengan cara order pabrik. Cara seperti ini sebenarnya strategi pengusaha untuk menekan harga, sebab pengusaha bisa menentukan sendiri bahan, ketebalan kain atau gramasi hingga jumlah ordernya. Kasus seperti ini lebih banyak ditemui pada toko-toko yang menjual bahan kaos. Di samping bahan kaos, beberapa toko pun menawarkan kain bahan sprei beserta produk jadinya, kain bahan celana mulai dari jeans, drill hingga santung, berbagai bahan kemeja hingga bahan kebaya seperti kain tile. Semua kain yang dibeli per roll atau eceran (potongan) dihitung dengan ukuran kilo. Artinya berapa meter pun kebutuhan kain kita, kain yang terpotong tetap harus ditimbang untuk menentukan nilai jual. Selain kain, kawasan ini pun terkenal dengan peralatan konveksinya. Mulai dari benang jahit, kancing, sletting (zipper), plastik packing, tali sepatu hingga label.
No comments:
Post a Comment